Rabu, 18 Februari 2009

Anti Marketing, Ponds Flawles Case


anda sudah liat seri terbaru iklan ponds? satu merek besutan uilever ini memang kreatif. setelah muncul dengan iklan berseri yang dalam dunia milis banyak di kritik kini muncul dengan iklan serial serupa dengan tema yang berbeda.


jika semula muncul dengan tema percintaan murni dimana ketertarikan seorang pria karena kulit putih wanita dan ini menuai kritik kini hadir dengan tema yang agak berbeda. masih tentang percintaan tapi dengan setting penggusuran.


dalam pandangan saya pilihan tema ini cukup berani dan keluar dari pakem biasanya. sudah bisaya kita melihat iklan produk kecantikan dengan menampilkan model wanita yang cantik, pria tamapa dan suasana yang mewah. cerita iklan juga tidak jauh dari tema cinta.


produk ponds flawles agak beda. kita lihat tema cinta sebagai tema utama dengan konflik kepentingan ekonomi dan tema sosial penggusuran tanah untuk pembangunan perumahan elit.


di sini kita dapat melihat tema uniknya yang keluar dari pakem. untuk produk kecantikan mengambil tema sosial dalam bentuk cerita tentu poin cerdas. kesan produk sebagai produk mewah dan anti terhadap isu sosial dapat ditembus.


ada 3 point cerdas yang dapat kita lihat dari iklan ponds. pertama konsep iklan bersambung yang menjadikan rasa penasaran dan ingin tahu dari penonton untuk melihat dan menunggu iklan berikutnya. i ni dapat memunculkan efek WOM yang ampuh dalam dunia pemasaran

kedua, setting cerita percintaan dan kecantikan walau terkesan sudah biasa tapi terbukti masih disukai oleh orang indonesia

ketiga, isu sosial yang diangkat menjadikan iklan ini punya point lebih dan menarik untuk disimak.


bila anda pernah membaca buku anti marketing kafi kurnia, iklan ini dapat dikatakan salah satu iklan yang mengusung konsep anti marketing. keluar dari pakem umum dan tampil different untuk mencuri memori konsumen. ingat pertempuran iklan bukan di tv tapi di benak konsumen.

Senin, 09 Februari 2009

Blog dan Fungsi Media Relation

Dalam satu minggu ini ada dua hal menarik bagi saya. Pertama saya di telepon seorang mahasiswa UMM yang sedang KKN yang bertanya bagaimana cara menghubungi wartawan dan mau meliput kegiatan KKN nya di gunung kawi. Dan kedua seorang teman yang bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal juga bingung bagaimana cara berhubungan dengan wartawan.

Bagi saya hal ini cukup aneh, betapa tidak media dan sumber berita merupakan dua hal yang saling membutuhkan. Sumber berita memiliki kekuatan berita atau info yang dibutuhkan oleh media atau berita yang ditunggu oleh banyak orang. Sedangkan media jelas membutuhkan berita tiap hari bahkan tiap saat sebagai konten dari media tersebut.

tetapi memang sampai hari ini masih sering saya melihat orang kesulitan untuk berhubungan dengan media, bingung untuk menentukan apakah berita yang dia miliki menarik bagi media dan yang celaka ada yang masih bingung apakah harus membayar agar bisa berhubungan dengan media. Disisi lain tidak sedkiti pula wartawan yang kesulitan mencari sumber berita karena banyak pula pihak yang cenderung tertutup dan tidak terbuka/takut dengan media.

Di jaman teknologi yang kata Hermawan Kartajaya masuk era 2.0 dimana batas antara produsen dan konsumen sejajar sebenarnya hal ini bisa di minimalisir. Kalo sebuah informasi atau berita memang memiliki kadar berita yang hangat dan menarik kenapa tidak layak muat? Dan di era teknologi ini sebuah liputan tidak lagi harus sebuah acara di datangi wartawan secara fisik.

Sebuah blog sebetulnya dapat digunakan. Saya beberapa kali mengirim berita ke media melalui email dan waratawan dapat menanyakan hal yang masih kurang juga via email. Nah ada baiknya jika anda mahasiswa atau memang bekerja di bagian humas memiliki blog tentang acara atau pekerjaan anda. Sediakan satu label khusus untuk teman-teman wartawan misal program baru perusahaan, realisasi penjualan atau program csr. Sehingga anda cukup memberitahukan teman-teman media bahwa berita perusahaan bisa di ambil di blog dan terbuka untuk semua media. Jika masih kurang bisa konfirmasi melalui email atau bertemu langsung.

Blog dapat menjadi media perantara untuk berkomunikasi dengan media sehingga tidak perlu lagi kita bersusah payah membuat jumpa pers...kayak artis aja.

Minggu, 08 Februari 2009

Promosi Perlu Sosialisasi Perlu


Tanggal 2 samapi 8 februari ini di jakarta di gelar festival ekonomi syariah. Saya kurang tahu kenapa di beri laber festival, mungkin karena selain pameran produk syariah disana juga ada serangkaian kejuaraan/perlombaan yang berhubungan dengan ekonomi syariah.


Sebagai salah satu alternatif sistem ekonomi sejak 10 tahun terahir ini konsep ekonomi syariah memang terus bergema. Bermula dari seminar-seminar kecil kemudian meluas hingga terbentuk festival ekonomi syariah.


Promosi sebagai bentuk baru sebuah sistem memang mutlak harus dilakukan mengingat banyak orang yang masih awam dengan konsep dan implementasi ekonomi syariah. Tapi yang lebih penting untuk diadakan adalah sosialisasi kepada masyarakat mengenai konsep dan praktek ekonomi syariah.


Tentu saja kita berharap festival ini tidak hanya ada dijakarta melainkan secara bertahap bisa bergerak ke berbagai kota.


semoga

Jumat, 06 Februari 2009

Create your Selling

Dalam beberapa hari ini saya keliling malang dan menemukan gejala yang hampir sama. Hampir semua sektor bisnis mungkin mulai terkena dampak krisis yakni meredupnya penjualan. Semoga ini cuma trend sesaat. Selanjutnya berkenaan dengan judul diatas maka hampir semua sektor bisnis hari ini berusaha mengkreatifkan program yang melibatkan pelanggan untuk meningkatkan penjualan.

Momen hari valentine terlepas dari kontroversinya rupanya menjadi bidikan hampir semua sektor bisnis. Matos sebagai satu ikon belanja menggelar jumpa artis marshanda dan aura kasih, ada lomba fashion tema valentine dan foto pasangan. Amsterdam resto juga menggelar hal yang tidak jauh berbeda begitu juga resto dan kafe lainnya.

Tentu hal ini menarik untuk dibahas. Menggunakan momen tertentu untuk meningkatkan penjualan tentu bukan hal baru dalam dunia pemasaran. Momen lebaran, natal, liburan sekolah adalah masa menggelar diskon bagi para pelaku ritel. Namun agak beda dengan valentine yang nuansa personalnya lebih kental. Hingga cukup unik jika yamaha menggelar lomba foto pasangan dengan menggunakan yamaha mio sebagai salah satu syaratnya. Kegiatan ini lebih krearif karena melibatkan pengguna atau konsumen uantuk lebih ekspresif dalam menggunakan produk. Ujung-ujungnya loyalitas dan pembelian baru dapat dicapai bukan?

Tinggal kita lihat saja hasilnya. Anda tentu boleh punya pendapat

Kamis, 05 Februari 2009

Membentuk Komunitas Pelanggan

Hari minggu kemarin pas tanggal 1 februari saya diundang pengajian tabungan Siberkah BMT PSU Malang. Kebetulan saya ikut program tabungan ini untuk angkatan ke 5. Salah satu kegiatan dari program tabungan ini untuk nasabahnya adalah pengajian rutin tiap 4 atau 6 bulan.

Isi acara pengajian ini sebenarnya sama saja dengan pengajian pada umumnya malah menurut saya terkesan seperti seminar komunitas manajemen dimana ada hiburan dan presentasi produk dari sponsor atau mitra kerja BMT.

Dari kacamata marketing sebenarnya program ini bagus sebagai cara untuk menjaga pelanggan dengan membentuk komunitas tersendiri. Karena BMT berkonsep syariah tidak heran media pengajian dipakai untuk membentuk loyalitas.

Namun ada beberapa catatan yang perlu saya tulis karena kecenderungan perusahaan membentuk komunitas dengan maksud yang baik tapi terkadang melupakan beberapa hal mendasar. Pertama, nasabah yang beragam karakter dan pendidikan perlu di perhatikan sehingga dalam memilih materi dan konsep pengajian bisa tepat sasaran. Jika saya perhatikan ada gap antara mindset pengajian yang selama ini dipahami oleh nasabah dengan konsep pengajian yang digagas. Konsep pengajian modern dengan tampilan da'i yang betrdasi dan sentuhan teknologi bisa kontraproduktif karena nasabah masih terbiasa dengan konsep pengajian dimana seorang da'i berpenampilan pada umumnya seperti berpeci, baju koko dan sebagainya. Sehingga dalam acara kemarin saya melihat banyak nasabah yang tidak paham terbukti dalam sesi tanya jawab tidak banyak yang bertanya dan yang bertanya pun bertanya dalam koridor fiqih.

Kedua, sebuah komunitas haruslah memiliki nilai lebih dan nilai manfaat yang lebih bagi anggotanya. Dalam hal ini komunitas pengajian ini harus memberi nilai lebih dalam artian isi atau kualitas pengajian bukan menonjolkan kualitas fisik seperti pengajian eklusif karena di hotel dan sebagainya. Kenapa demikian? karena jika kualitas isi bisa lebih ditonjolkan maka nasabah akan dapat merasakan manfaat lain yang didapat karena saya yakin 100% bahwa nasabah yang hadir sudah merupakan para ahli pengajian di lokalnya masing-masing. terbukti beberapa orang yang hadir saya kenal sebagai warga pengajian sejak mahasiswa.

Ketiga, komunitas ini harus bisa mewujudkan sifat sebagai jaringan yang solid yang diikat oleh cita-cita kemakmuran bersama yang terbebas dari riba. Atau dengan kata lain harus bisa mewujudkan jaringan yang solid sesuai dengan cita-cita BMT sebagai produk. Dalam bahasa marketing BMT adalah produk dan nasabah adalah konsumen maka produk tersebut harus dapat mewujudkan cita-cita konsumen atau mewujudkan janji produk yang telah di promosikan.

Nah 3 hal ini yang mungkin perlu di tata ulang agar komunitas yang bagus dapat lebih bermanfaat bagi pengembangan produk.