Senin, 22 Desember 2008

Marketer di Sektor Publik


Dalam berbagai tulisan Hermawan Kartajaya selalu mengatakan bahwa marketing milik siapa saja bukan monopoli orang marketing. Sektor apa saja juga membutuhkan marketing bukan hanya sektor bisnis semata. Sejak otonomi daerah digulirkan sebenarnya wacana marketing untuk sektor publik mulai bergema dan di praktekkan.

Kalau dalam sektor bisnis sebuah bisnis memiliki pelanggan maka untuk sektor publik masyarakat pengguna jasa merupakan pelanggan, sehingga peyelenggara negara harus berperilaku sebagai pelayan atau penyedia jasa.

Jika anda membeli majalah tempo edisi minggu ini maka hal tersebut menjadi kenyataan. Di tengah pesimisme publik karena banyak bupati dan walikota tersangkut korupsi uang rakyat maka majalah tempo memilih 10 bupati dan walikota yang mampu memarketingkan daerahnya.

Lihat saja gebrakan walikota solo merevitalisasi pasar tradisional agar tetap tumbuh dan menjadi penggerak ekonomi solo. Walikota Blitar yang mengunggulkan belimbing sebagai komoditi lokal yang digerakkan menjadi komoditi ekspor.

Pendek kata mereka berperilaku sebagai seorang marketer yang menjadikan rakyat sebagai pelanggan dan memoles kondisi lokal menjadi power untuk "berjualan".

Tidak ada komentar: