Senin, 22 Desember 2008

Trilogi Event Marketing

Tulisan ini saya buat untuk memberikan jawaban atas komentar saudari navisha dan melengkapi tulisan saya tentang malang sale vaganza. Kebetulan saya terlibat dari awal secara informal dalam penggodokan acara tersebut. Perusahaan tempat saya bekerja juga menjadi peserta dalam event yang baru pertama ini.
Memang harus diakui secara konsep event Malang Sale vaganza cukup bagus karena memungkinkan digelar di kota malang yang infrastruktur belanjanya makin beragam. Surabaya sudah memiliki Surabaya Big Sale, Jakarta juga udah. Tapi untuk implementasi memang masih harus diperbaiki disana sini.
Dalam dunia pemasaran mengadakan event marketing memang salah satu cara untuk meningkatkan penjualan. akan tetapi sebuah event marketing yang bagus harus memiliki 3 pondasi event yang saya sebut Trilogi Event Marketing.
Pertama konsep yang unik. Malang Sale Vaganza dari sisi konsep sudah cukup unik, dimana pembeli cukup membeli minimal Rp. 50.000 di outlet yang ditunjuk kemudian mendapatkan kupon yang bisa diambil di harian radar malang. Kupon ini kemudian diundi di ahir periode dengan berbagai hadiah. Dari sisi waktu juga tepat karena ahir tahun dimana biasanya banyak outelt ritel menggelar program ahir tahun untuk mendongkrak penjualan. Kurangnya dari malang sale vaganza belum memiliki tagline yang unik yang dapat mencuri emosi belanja masyarakat.
Kedua event yang bagus harus didukung oleh tim yang solid. tim pelaksana dalam hal ini terbagi dalam beberapa tim yaitu tim penyelenggara dan tim outlet yang terlibat. kedua tim ini harus bisa seiring sejalan dan bisa saling mensupport dan mengedukasi pelanggan. dalam Malang Sale vaganza (MSV) ini tim penyelenggara memang cukup banyak mulai dari tim wartawan, tim sirkulasi untuk distribusi koran dan tim eo untuk acara pendukung. cukup wajar jika masih kerepotan untuk mendistribusikan koran tiap hari ke seluruh peserta yang jam bukanya beda-beda. Saya bisa merasakan kesulitan dan repotnya bagian sirkulasi radar dalam hal ini. Seharusnya memang ada pertemuan untuk evaluasi rutin untuk memantau berbagai perkembangan yang ada.
Ketiga, tentu saja promosi yang meliputi ATL dan BTL. Untuk lini atas memang di kover dengan pemberitaan tapi masih kurang cukup. Untuk segmen rumah tangga memang memadai tapi untuk segmen anak muda agak susah. Seharusnya memang harus didukung dengan media lain seperti radio. Untuk lini bawah lebih parah lagi seharusnya memang didukung oleh media luar seperti spanduk, baliho, umbul-umbul serta peta belanja. Tapi yang lebih penting komunikasi dari mulut ke mulut (WOM). Karena event belanja adalah event sosialita antar perorangan. Harusnya event seperti ini harus dapat menjadi gosip ibu rumah tangga sampai anak muda.
Plus minus sebagai event pertama harus nagkat jempol, tentu saja dengan catatan harus ada perbaikan. Toh jika sukses semua akan senang pelanggan mendapat produk dengan berbagai pilihan, penjual mendapat keuntungan, media mendapat iklan dan pemerintah mendapatkan pajak.
Dalam tulisan berikutnya saya akan menjelaskan konsep ini dalam konsep marketing untuk sebuah kota. Siapa tahu even MSV dapat menjadi landmark baru kota malang.

Tidak ada komentar: