Selasa, 11 November 2008

differentiate or die

Judul diatas saya ambil dari satu judul buku karangan Jack Trout salah satu pakar pemasaran yang kontribusi pemikirannya banyak dianut di Indonesia. Buku ini menjelaskan pentingnya sebauah perusahaan atau produk memiliki differensiasi sebagai kekuatan dalam pasar. Dalam kondisi pasar yang terbuka sebuah produk akan dapat terlihat dan dapat mencuri poin konsumen manakala memiliki pembeda dari produk lain. Pembeda ini menjadi penting untuk kemudian produk tersebut menjelma dan memiliki keunggulan.

Pada situasi pasar yang penuh dengan persaingan produk yang tidak memiliki differensiasi akan mejadi produk yang generik dan ini dapat menjadi mimpi buruk bagi para pemasar. Kenapa honda meluncurkan merek baru salah satunya adalah karena kata HONDA hampir menjadi kata generik untuk sepeda motor. sehingga banyak orang mengatakan memiliki sepeda motor merek honda yamaha, honda suzuki dsb. Begitu pula dengan pompa air yang identik dengan Sanyo. orang tidak melihat sanyo sebagai merek tersendiri tapi sebagai pompa air. Repot kan kalau sudah begini.

Differensiasi dapat diwujudkan dalam produk dalam artian bentuk fisik produk atau konten produk. Lalu bagaimana kalau produk yang anda jual generik yang orang tidak melihat merek? Anda dapat membuat diffrensiasi di layanan atau harga.

Ada satu contoh yang menarik, hari minggu 9 november lalu saya ke kediri untuk satu keperluan. sudah jadi kebiasaan kalau membeli oleh-oleh ya tahu, stik tahu atau getuk pisang. Di sana merek yang terkenal dan menjadi generik adalah POO. Padahal POO singkatan dari Pusat Oleh Oleh atau tempat yang menjual jajanan bukan nama produk. Saking terkenalnya nama POO banyak tempat yang menempel kata POO di tokonya yang menjual tahu dll.

Nah di Jl Yos Sudarso ada satu toko POO yang terkenal dalam menjual oleh-oleh. Walau di sekitar ada yang menjual juga produk yang sama tetapi di toko tersebut paling ramai di kunjungi oleh pembeli. Sama sebenarnya tidak terlalu mengamati suasana setiap saya kesana. Nah kemarin ada satu differensiasi yang unik di toko tersebut. Di seragam karyawan ada huruf sesuai abjad dalam ukuran yang cukup mencolok, misal A, B,C dan seterusnya. Uniknya jika yang satu atau atasan ingin memanggil cukup dengan menyebut nama huruf tersebut tidak menyebut nama asli. Hal ini tentu memudahkan bagi yang lain karena dalam kondisi toko yang ramai kadang susah menghapal nama atau terkadang lupa.

Unik bukan jika cukup memanggil Mba A, Ibu B dan seterusnya. Untungnya tokonya cuma 1 outlet. saya tidak bisa membayangkan jika tokonya 10 outlet tentu huruf alfabet sudah habis. Bagi pelanggan juga cukup simpel untuk memanggil jika butuh bantuan. Wah ternyata asik juga ya.. karena mudah untuk menggunakannya dalam berkomunikasi. Ada sensasi tersendiri bagi kita ketika berbelanja. sekali lagi differensiasi bisa juga untuk usaha kecil

Tidak ada komentar: